KARAWANG-Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar), Gina Fadlia Swara setuju harus adanya inovasi dalam sistem pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri.
Lulusan SMK di Kabupaten Karawang seringkali kalah saing dengan pencari kerja dari wilayah Jawa Tengah, masih menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Kota Pangkal Perjuangan.
Menelaah pada sistem pendidikan SMK di Karawang, umumnya di Jawa Barat, memang ada perbedaan dengan yang dilakukan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Salah satunya terkait keterlibatan atau kontribusi industri kepada sekolah.
Karawang yang memiliki lebih dari 1.000 perusahaan, namun kontribusi industri terhadap pendidikan masih belum optimal. Biasanya kontribusi yang diberikan perusahaan kepada sekolah hanya berbentuk bantuan alat atau hanya sekedar ruang terbuka hijau. Belum ada kontribusi yang bersifat peningkatan kualitas lulusan.
Berbeda dengan beberapa daerah di Jawa Tengah, dimana SMK dan industri memiliki hubungan kerjasama yang intens dalam mempersiapkan dan membentuk para siswa selama sekolah untuk menjadi tenaga kerja. Sehingga lulusannya sudah sesuai dengan kebutuhan industri.
Adapun satu-satunya daerah di Jawa Barat yang memiliki Sekolah Mitra Industri (SMI), yakni di Kabupaten Bekasi. SMK tersebut dibangun melalui kerjasama pemerintah kabupaten (pemkab) Bekasi dan sejumlah perusahaan.
Sistem pendidikan di SMI berbeda dengan SMK pada umumnya, salah satunya dalam penentuan jurusan. Jika di SMK pada umumnya jurusan hanya sebatas Otomotif Sepeda Motor dan sebagainya, di SMI jurusan dispesifikasikan menjadi Otomotif Sepeda Motor Honda, Yamaha dan sebagainya. Sehingga para siswa diajarkan secara spesifik terkait kebutuhan kerja dari perusahaan. Bahkan tenaga pengajar pun bukan hanya guru yang mengajarkan pengetahuan umum, tapin guru jurusan yang masih memiliki hubungan dengan perusahaan sesuai dengan jurusan yang spesifik.
Menanggapi hal tersebut, Gina mengaku sangat setuju jika di Jabar, khusus di Karawang sebagai Kota Industri diterapkan sistem pendidikan SMK yang memiliki hubungan kerja sama intens dengan industri. Kontribusi dari industri bukan hanya sebatas memberikan bantuan alat, tapi lebih mengarah kepada peningkatan kualitas siswa agar ketika lulus sudah sesuai dengan kebutuhan industri.
Kerjasama intens tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk adanya mata pelajaran khusus,misalnya untuk jurusan otomotif sepeda motor ada mata pelajaran Yamaha, Honda, Suzuki dan sebagainya. Serta mendatangkan tenaga pengajar dari perusahaan untuk mata pelajaran khusus tersebut.
Atau bisa dengan membentuk ekstrakurikuler Yamaha, Honda, Suzuki, Toyota dan sebagainya, dengan tenaga pembimbing dari perusahaan. Sehingga pelajaran yang didapatkan siswa bisa lebih spesifik.
Dengan begitu, siswa bukan hanya belajar bekerja saat melaksanakan PKL atau magang saja, tapi selama tiga tahun para siswa sudah disiapkan untuk menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan sesuai dengan jurusannya.
“Kalau di daerah lain bisa, harusnya di Jabar juga bisa. Apalagi di Karawang yang notabene merupakan salah satu daerah dengan industri terbesar di Indonesia,” ujarnya, Kamis (21/3/2024).
Saat ini kewenangan SMK sederajat berada di Pemerintah Provinsi, sehingga kebijakan untuk melaksanakan inovasi tersebut harus datang dari Pemerintah Provinsi. Namun tidak ada salahnya jika Pemerintah Provinsi memberikan sedikit kewenangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menerapkan inovasi pada Pendidikan SMK, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Menurut Gina, jika inovasi tersebut dapat direalisasikan, maka lulusan SMK-SMK di Jabar akan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Sehingga dapat menekan angka pengangguran.
“SMK merupakan hulu dari calon tenaga kerja. Jika dihulunya kita perbaikan dan lulusan SMK kita berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di industri juga akan meningkatkan. Perusahaan juga akan diuntungkan karena calon tenaga kerja dari dalam daerah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka,” ungkap legislator Fraksi Gerindra tersebut.
Untuk itu, Gina akan mendorong kepada Pemerintah Provinsi Jabar agar dapat merealisasikan inovasi-inovasi yang akan berdampak positif bagi masyarakat tersebut.
“Saya akan mendorong Dinas Pendidikan Jabar untuk mempertimbangkan dan mengkaji berbagai usulan inovasi seperti ini. Karena memang ini yang dibutuhkan untuk masyarakat, khususnya dalam mengatasi masalah pengangguran. Jadi kita bukan hanya mendesak perusahaan agar mau menerima putra putri daerah untuk bekerja industri, tapi juga memberikan calon tenaga kerja yang berkualitas bagi mereka,” tandasnya.(red)