26 C
Indonesia
Wednesday, December 11, 2024

Warga Desa Tamansari Geger, Ada Penampakan Buaya di Sungai Cibeet

KARAWANG-Masyarakat di desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, dalam seminggu terakhir ini sedang heboh dan resah dengan penampakan 4 ekor buaya di sekitaran Sungai Cibeet yang mengalir di sepanjang desa Tamansari. Tepatnya di Kampung Cibiuk dan Kiara Payung.

Awal mula keresahan masyarakat ini terjadi ketika beredar video pada minggu lalu yang menampakkan seekor satwa liar diduga buaya di sebuah sungai di dekat dermaga pepenyeberangan.

Lalu pada Rabu, 06 November 2024, seorang warga bernama Noman, warga RT. 01, RW. 01 Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan memberikan kesaksian, hampir diserang buaya ketika berada di pinggir sungai Cibeet. Noman mengatakan di sungai terdapat 4 ekor buaya sepanjang kurang lebih 3 meter dan mengarah keatas atau hulu.

Keresahan warga terkait buaya di aliran sungai Cibeet ini ditambah dengan kabar yang beredar terkait lepasnya 5 ekor buaya dari 70 ekor buaya yang ada di sebuah penangkaran di Gunungjati, Cianjur. Sedangkan warga Desa Tamansari masih banyak yang melakukan kegiatan MCK di sekitaran aliran sungai Cibeet.
Pada Minggu, 10 November 2024, warga juga kembali melaporkan penampakan buaya di Sungai Cibeet di wilayah Leuwinanggung. Warga yang melaporkan sempat memvideokan penampakan satwa liar diduga buaya tersebut.

Informasi terkait munculnya satwa liar diduga buaya ini oleh masyarakat disampaikan kepada anggota Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Serda Ahmad Santosa. Masyarakat yang resah meminta pihak TNI, Polri dan BKSDA untuk turun tangan.

Serda Ahmad kemudian Melapor ke Pasiter Menlatpur Kostrad Lettu Yusuf Firman, Sanggabuana Wildlife Ranger dari SCF untuk diteruskan ke BBKSDA Jawa Barat. Setelah berkoordinasi dengan BBKSDA Jawa Barat, tim Sanggabuana Wildlife Ranger bersama personil Menlatpur Kostrad Sanggabuana, Babinsa Tamansari Koramil Pangkalan dan perangkat desa serta Ketua Karangtaruna Tamansari kemudian melakukan ground check di sepanjang aliran sungai Cibeet di Kecamatan Pangkalan atas arahan Komandan Menlatpur Kostrad Sanggabuana Kolonel Inf Rudianto.

“Ground Check ini diperlukan terutama untuk mengklarifikasi video yang beredar di lokasi. Apakah betul tempat atau lokasinya sesuai dengan lokasi di Cibeet, siapa dan kapan pembuat dan waktu pembuatan videonya, serta mencari informasi lain.” Jelas Bernard T. Wahyu Wiryanta, peneliti dan Dewan Pembina Sanggabuana Wildlife Ranger dari SCF.

Menurut Bernard, dari video yang beredar, ukuran buaya jika dicek dengan ukuran dermaga yang ada sekitar 4-5 meter. Sedangkan menurut kesaksian dari Noman yang mengaku hampir diserang oleh 4 ekor buaya, salah satu buayanya berukuran 3 meter.
“Kalau dari video, satwa liar yang ada di video pertama bisa dipastikan adalah buaya. Hanya saja, video yang beredar perlu diklarifikasi dulu, apakah bener videonya ada di Cibeet? Karena video yang pertama beredar masih belum ditemukan siapa pembuatnya. Video yang beredar pun lewat group aplikasi Whatsapp, jadi ketika dilakukan digital forensik, meta data dan data exifnya sudah hilang. Agak susah untuk memastikan keasliannya. Tapi hari ini teman-teman Ranger bersama TNI dan perangkat desa sedang groundcheck untuk memastikan kondisi di lapangan, terutama mengecek keaslian video dengan lokasi penemuannya.” Jelas Bernard.

Bernard menjelaskan, dari video kesaksian pertama pada tanggal 6 November 2024, dan video kedua pada tanggal 10 November 2024, jika dianalisa dari koordinat temuan, satwa liar diduga buaya ini bergerak mengarah ke hulu, dan dari tanggal 6 sampai tanggal 10 sudah bergerak melawan arus sejauh 5,9 km.

“Hanya perlu dipastikan lagi, satwa liar yang dilihat oleh masyarakat ini benar buaya atau biawak? Karena awal musim penghujan ini memang biawak berukuran besar juga banyak keluar, bahkan sampai di perkampungan terkahir di lereng Pegunungan Sanggabuana.” Tutup Bernard.

Sementara itu Serda Ahmad Santosa yang mendapat perintah dari Komandan Menlatpur Kostrad Sanggabuana Kolonel Inf Rudianto untuk membantu masyarakat menangani keresahan masyarakat ini segera turun ke lapangan bersama dengan beberapa pihak. Bersama dengan Babinsa Tamansari Serka Dede Sukarna, sambil melakukan patroli di sepanjang sungai Cibeet menghimbau kepada masyarakat untuk sementara tidak melakukan aktifitas di sekitar aliran sungai Cibeet untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sampai nanti situasi terkendali dan dipastikan satwa liar yang berkeliaran di sungai Cibeet itu, biawak atau buaya. Jika memang benar buaya maka pihaknya akan segera kembali berkoordinasi dengan BKSDA Jawa Barat untuk penanganannya.

“Sementara sambil patroli dan mengumpulkan data, kami mengedukasi masyarakat untuk tetap tenang, dan menghindari kegiatan di sepanjang mikro DAS Cibeet terlebih dahulu dan segera melaporkan kepada kami kalau ada temuan temuan baru terkait satwa liar diduga buaya di sungai Cibeet. Untuk penanganan satwa liarnya, ini nanti merupakan ranahnya BBKSDA.” Jelas Serda Ahmad.

Serda ahmad juga menambahkan bahwa pada saat patroli pada pukul 16.30 satwa liar diduga buaya sempat muncul sebentar dan kemudian menenggelamkan diri lagi di sungai. Lokasi penampakan sore hari ini menurut Serda ahmad berada di sungai di pinggir jalan raya, jadi banyak menarik perhatian masyarakat.

Sementara itu, dari koordinasi dengan BBKSDA Jawa Barat, kantor Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 4 Purwakarta, tim dari BBKSDA Jawa Barat akan melakukan assesment terkait informasi adanya satwa liar diduga buaya di sekitar aliran sungai Cibeet ini pada hari Senin, 11 November 2024.(red) 

BERITA TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
- Advertisement -

BERITA TERKINI